Ingin Kukatakan Sesuatu

Yuana Sudah Melakukan Operasi Plastik! 



Yuana Sudah Melakukan Operasi Plastik! 

0Malam ini Sean tinggal di Pondok Indah. Setiap sudut rumah ini seolah penuh dengan kenangan Sean dan Giana. Kenangan-kenangan manis dan canda tawa di masa lalu melintas di depan Sean seperti adegan film. Dirinya di tahun lalu tidak akan pernah mengira akan kembali tahun ini dengan situasi seperti ini.     

Sean mengambil sebotol alkohol dari lemari dan meminta pembantu untuk membuatkan makanan ringan. Di ruang tamu, dia menuang alkohol untuk dirinya sendiri dan meminumnya.     

Karena masalah si kembar, Sean sangat emosional sehingga langsung mabuk hanya dengan meminum beberapa gelas. Ketika bangun pada jam sembilan keesokan harinya, Sean mendapati dirinya tertidur di kamar tempatnya tinggal dengan Giana sebelumnya.     

Sean segera bangkit dari tempat tidur dan mengebas-ngebaskan badannya dengan jijik, lalu memanggil pembantu dengan marah, "Bibi!"     

Pembantu Sean masih sama seperti yang dulu. Dia selalu berada di sini untuk membersihkan kamar setiap hari. Sean yang kembali tinggal di sini kemarin membuatnya merasa sangat senang.      

Mendengar ada orang yang memanggilnya, pembantu Sean pun senang dan buru-buru naik, lalu bertanya sambil tersenyum, "Tuan Muda, ada apa?"     

Sean bertanya, "Kenapa kamu membopongku kemari? Bukankah aku sudah bilang kalau aku tidak akan tidur di kamar ini lagi?"     

Pembantu pun menjawab, "Tuan Muda, saya tidak membopong Anda kemari. Tuan Muda sendiri yang bersikeras ingin tidur di sini."     

"Eh…"     

Sean tidak menyangka bahwa setelah mabuk, dia ternyata secara tidak sadar kembali ke kamar ini.      

Ruangan ini benar-benar masih terlalu dipenuhi banyak kenangan cinta Sean untuk Giana, tetapi sayangnya sekarang dia tidak bisa lagi melihat kamar ini. Begitu memasuki ruangan ini, secara tidak sadar otaknya membayangkan saat Giana mengkhianatinya dengan lelaki tidak dikenal yang memberinya 2 triliun itu.     

Tiba-tiba pembantu berkata, "Tuan Muda, Nona Kedua keluarga Wangsa ingin bertemu dengan Anda dan sudah menunggu di luar selama tiga jam. Apa Anda ingin bertemu dengannya?"     

"Nona Kedua keluarga Wangsa? Yuana Wangsa?"     

Sean baru saja kembali tinggal di Jakarta. Dia tidak menyangka Yuana akan datang ke sini secepat ini. Sejujurnya kesan terakhir Sean pada Yuana tidak buruk. Gadis kecil ini lebih naif dan bodoh dari Giana. Selain itu, jika bukan karena Yuana, Sean tidak akan bisa menceraikan Giana dengan begitu mudah, jadi Sean berutang budi padanya.     

"Biarkan dia masuk. Suruh dia menungguku di ruang tamu dulu. Aku akan mencuci muka dan turun."     

"Baik, Tuan Muda!"     

Saat Sean pergi untuk mencuci mukanya, dia mendapati bahwa sabun pembersih wajah dan pasta gigi yang ada di sini masih sabun dan pasta gigi yang Giana belikan untuknya, tetapi belum pernah digunakan olehnya. Sean pun mencuci muka dan menyikat giginya dengan cepat.     

Sean kemudian turun perlahan. Saat ini, seorang wanita modis yang elegan dan cantik sedang duduk di ruang tamu sambil minum teh. Wanita itu mengenakan sweter turtleneck berwarna terang, rok berwarna gelap, dan sepatu hak tinggi berwarna hitam.     

Ketika Sean memandang wanita yang anggun dan cantik ini, dia tertegun sesaat. Setelah melihat Sean, wanita cantik itu meletakkan cangkir teh dengan terkejut dan berlari menghampiri Sean. Wanita cantik itu langsung melemparkan dirinya ke dalam pelukan Sean.     

"Kak Sean!"     

Sean menatap wanita cantik di depannya dan bertanya dengan tak percaya, "Yuana?"     

"Iya, benar." Yuana mengangguk senang.     

Sean terkejut karena penampilan Yuana sudah berubah. Dia berubah menjadi cantik!     

"Kamu… melakukan operasi plastik?" Sean langsung bertanya terus terang.     

Yuana sendiri langsung mengakuinya dengan lapang dada, "Benar! Aku membenahi beberapa bagian. Bukankah aku sangat cantik? Bagaimana jika dibandingkan dengan Kak Giana?"     

Sudah beberapa bulan tidak bertemu satu sama lain, Sean tidak menyangka akan bertemu Yuana lagi. Sekarang dia sudah berubah menjadi wanita dewasa. Yuana memang menjadi jauh lebih cantik.     

Sebelumnya Yuana hanya memiliki tubuh yang bagus dan wajah yang biasa-biasa saja. Tapi, sebenarnya wajah aslinya juga sudah lumayan. Kini setelah melakukan operasi plastik, wajahnya jadi lebih terbentuk dengan indah. Namun, ketika melihat Yuana yang sudah melakukan operasi plastik, tiba-tiba Sean teringat akan mimpinya…     

Dalam mimpi aneh itu, Yuana sudah menjalani operasi plastik dan menjadi sangat cantik. Tubuh serta wajahnya, semuanya tak terkalahkan. Tidak hanya itu, dalam mimpi itu Hilda dan suaminya bersama lagi. Lebih menakutkannya lagi, dalam mimpi itu Sean dan Giana sedang melangsungkan pernikahan. Mereka berdua kembali bersama lagi.     

Awalnya Sean merasa mimpi itu tidak masuk akal, tetapi sekarang salah satu adegan dalam mimpi itu menjadi kenyataan...     

Apakah ini berarti Giana dan aku juga akan... Tidak mungkin. Pasti tidak mungkin! Giana sudah tiga kali mengkhianatiku! Bahkan jika harus mati kesepian, aku juga tidak akan mau menikah dengannya lagi! kata Sean dalam hati.     

Melihat Sean sedikit melamun, Yuana bertanya lagi, "Kak Sean, ayo berikan komentarmu. Sekarang aku cantik, tidak?"     

Sean buru-buru memuji, "Sangat cantik. Sebenarnya dari awal kamu juga sudah cantik. Kenapa kamu ingin melakukan operasi plastik?"     

Awalnya Yuana memang tidak jelek dan sudah sangat rupawan. Hanya saja, dia tidak bisa dibandingkan dengan Giana. Jika dibandingkan dengan wanita biasa, dia sudah sangat jauh lebih cantik. Ditambah lagi, sosoknya yang tak terkalahkan sudah cukup menjadi daya tarik di kampus.     

Yuana menjawab, "Tentu saja karena Kakak! Aku melakukan operasi plastik demi Kakak!"     

"Demi aku?" Sean bingung.     

Yuana berkata dengan genit, "Kakak lupa? Kak Giana menceraikanmu karena aku bersandiwara denganmu. Jelas-jelas Kakak sudah bilang akan bersama denganku sesudah bercerai dari Kak Giana. Tapi, siapa yang tahu kalau ternyata Kakak malah bersama dengan Chintia."     

"Chintia jauh lebih tua dariku, tapi kamu memilihnya dan tidak memilihku. Pasti karena Kakak merasa aku tidak secantik dirinya! Jadi, aku langsung memantapkan hati untuk melakukan operasi plastik agar lebih cantik dibanding Kak Giana dan Chintia!" lanjut Yuana, "Kak Sean, aku sudah melakukannya. Bisakah aku menjadi pacarmu?"     

Sean merasa sangat canggung. Sean memang mementingkan penampilan dalam memilih pasangan. Namun, penampilan Yuana sebelumnya saja juga memenuhi standar. Alasan mengapa Sean tidak memilih Yuana tidak ada hubungannya dengan penampilannya.     

Sean pun tidak bisa menahan diri dan membelai rambut Yuana, lalu berkata, "Yuana, aku selalu menganggapmu sebagai adik perempuanku. Aku sudah punya pacar sekarang. Aku dan Chintia juga akan segera menikah. Terima kasih telah menyukaiku. Kamu lebih baik daripada kakakmu. Jika tahu Giana akan menyakitiku sampai seperti ini, dulu aku pasti akan lebih memilih keluarga kita menikahkan kita berdua."     

Begitu mendengar apa yang Sean katakan, Yuana melompat ke pelukan Sean dan mulai menangis, "Kak Sean…"     

Sean menepuk-nepuk punggung Yuana dan berkata sambil tersenyum, "Apakah kamu sudah sarapan? Ayo sarapan di sini dulu sebelum pergi."     

Yuana mengiyakan.     

Setelah beberapa saat, pembantu sudah menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.     

Baru makan sebentar, Yuana berkata, "Kak Sean, sebenarnya hari ini aku datang karena ada hal lain yang juga ingin aku sampaikan. Nenek memintaku untuk memohon padamu. Bisakah kamu tidak menghancurkan keluarga Wangsa kami? Jika kami kehilangan klien kami yang sebelumnya, kami akan bangkrut!"     

Sean menghela napas dan berkata, "Maaf, Yuana. Aku tidak bisa melakukan apapun mengenai hal ini. Giana berbuat salah padaku, jadi aku harus memberinya hukuman yang cukup baginya."     

Yuana merasa sangat kesal dan berkata, "Giana ini benar-benar keterlaluan! Dia sendiri yang melakukan kesalahan, tapi seluruh keluarga kami harus menanggung akibatnya!"     

"Meskipun keluarga Wangsa akan segera jatuh, kamu tidak perlu terlalu khawatir. Selesaikan saja kuliahmu dengan baik dan belajarlah dengan sungguh-sungguh. Ketika kamu lulus, aku akan membantu mewujudkan apa yang ingin kamu lakukan," kata Sean.     

"Terima kasih, Kak Sean!" sahut Yuana dengan gembira.     

Yuana makan beberapa suap, lalu tiba-tiba bertanya lagi, "Kak Sean, kenapa Kakak tinggal di sini? Apa kamu ingin menunggu tikus masuk ke dalam jebakan?"     

"Menunggu tikus? Apa maksudmu? Siapa tikus itu?" Sean bertanya dengan heran.     

"Tentu saja kekasih Giana. Ayah dari gadis kecil itu!" jawab Yuana, "Kakak juga merasa dia akan kembali ke sini lagi, kan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.